Wince: Penpop Ceria #1

Minggu, 02 Maret 2014

Penpop Ceria #1

Diposting oleh Winda (윈다) di 22.15

Well jadi di semester (yang insya Allah) terakhir ini eke lagi nulis skripsi. Sesuatu yang juga populer dengan skripshit atau skripsweet. Dan gue ngambil matkul pilihan ......

Penulisan populer! yeaaaay! Dosennya adalah pak Daniel. Jadilah gue semester ini nuliiiis melulu kerjaannya. Matkul (yang insya Allah) terakhir ini adalah matkul yang ngajarin nulis populer. Jadi nanti kita belajar bikin deskripsi, narasi terus entah apalagi. Deskripsinya aja macem-macem. Ada deskripsi pengembangan spasi, deskripsi pengembangan spasi dengan observasi, deskripsi pengembangan spasi dengan waktu waaah macem-macem deh pokoknya. Nah so here it is PR pertama gue di (insya Allah) semester terakhir. PR ini adalah deskripsi pengembangan spasi. Spot yang gue pilih adalah sekre CEDS  dengan sedikit dramatisasi (well, dalam penulisan populer dramatisasi diperbolehkan). FYI gue udah pensiun CEDS dari awal 2013. Jadi ini adalah sekre dalam ingatan gue taun 2012/2013 yang gue yakin banget udah beda banget sekarang. Gue ga terlalu pinter deskripsiin sesuatu so yah inilah PR gue hoho. Judulnya seperti di bawah ini.Gue juga bakal upload tulisan penpop gue yang lain. Bukan untuk siapa-siapa tapi buat gue sendiri. Sesuatu yang bakal gue baca suatu hari dan (hopefully) memberi seulas senyum dan sepercik kebahagiaan buat gue atau orang lain yang baca

Happy Reading! ^^


 

Seberkas Memori di Sekertariat CEDS


Kriet kriet. Pintu coklat itu memang sudah cukup tua. Perlu sedikit usaha untuk membukanya dan perlu ketabahan khusus mendengar engsel pintu ketika dibuka. Seperti pintu lainnya, pintu ini menggunakan kunci putar dengan gagang berwarna emas. Ya, pintu ini memang sudah agak tua. Pintu inilah yang membawa saya pada tempat favorit saya di Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa). Tempat paling nyaman dan aman, tenang namun penuh semangat. Banyak orang yang mengatakan bahwa tempat ini adalah sekertariat CEDS, sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kewirausahaan. Namun, saya menyebutnya rumah kedua.
 Pintu masuk sekertariat CEDS digantungi poster besar dengan konsep komik yang dibagi menjadi enam kolom.Poster unik tersebut menggambarkan keuntungan mahasiswa yang juga menjadi wirausahawan. Seperti halnya jaket kuning, bis kuning dan UI yang serba kuning, poster tersebut juga dibuat dengan warna dasar kuning dan dihiasi tulisan serta gambar tokoh kartun dalam tinta hitam.
Begitu pintu coklat tersebut dibuka terlihat sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Harum. Tentu harum. CEDS punya anggaran khusus untuk kebersihan sekertariat. Selain itu, setiap divisi punya kewajiban membersihkan sekertariat yang digilir setiap bulan. Hal pertama yang terlihat dalam ruangan adalah etalase. Etalase yang berada di sebelah kanan ruangan itu berisi barang-barang yang dijual anggota CEDS. Ada keripik, kacang, biskuit dan berbagai teman di kala lapar menyapa. Bukan cuma itu, beberapa deret minyak wangi dan bros warna-warnipun terpampang manis dalam etalase. Di sebelah etalase berdiri, terdapat meja kayu berwarna coklat. Seperti halnya pintu sekertariat, meja ini sudah cukup tua namun masih terlihat kokoh menampung galon dan beberapa gelas. Sebuah lemari besar berwarna hijau keabu-abuan berada tepat di seberang pintu masuk. Terlihat warna merah, kuning, hijau dan biru saat Anda membuka lemari. Bukan, itu bukan boneka Teletubbies. Itu adalah tempat file dan arsip berbagai divisi yang ada di CEDS.
Sebuah hal yang tak biasa dan dapat dipastikan tidak ada di sekertariat lain adalah benda yang berada di sebelah kiri ruangan. Sayangnya, benda besar ini tidak ditakdirkan memberikan kehangatan. Tentu saja, karena benda ini adalah freezer. Freezer berwarna putih yang cukup besar ini adalah milik ketua CEDS tahun 2012-2013 bernama Ibnu. Awalnya, freezer ini dijadikan tempat untuk menjual es potong namun seiring berjalannya waktu, es tersebut tidak diproduksi kembali dan freezer tersebutpun kehilangan pasangan hidupnya.
Hidup di tahun 2000-an rasanya tak lengkap jika tak bercengkrama dengan komputer. Sebuah komputer berwarna hitam dan printer berwarna putih terlihat berada di sebuah meja berwarna coklat di ujung ruangan. Monitornya sudah cukup lama, sering hank dan jangan ditanya berapa virus yang bersarang disana. Namun, si tua itulah yang sudah berjasa menghasilkan berbagai surat, undangan, company profile hingga business plan kami. Berkali-kali saya berdoa dalam hati agar si tua bisa segera pensiun dan diganti dengan si layar datar dengan suara stereo. Tepat di samping meja komputer itu terlihat kabel-kabel yang agak berantakan dengan sebuah stabilizer.
Sebuah papan tulis yang sepertinya sudah ribuan kali ditulisi dan dihapus di tergantung pula di sisi kiri ruangan. Tidak ada bangku kecuali bangku di depan meja komputer dalam sekertariat CEDS namun ada sekitar tiga karpet besar berawarna merah dengan motif bulat-bulat yang digelar di tengah ruangan dan beberapa bantal untuk para anggota CEDS yang datang untuk berdiskusi atau sekadar bersenda gurau. Kenyamanan ini bertambah lengkap dengan kehadiran pendingin ruangan dan wifi di sudut kiri ruangan. Surga dunia, kata mahasiswa. Sekertariat ini mungkin seperti kuburan saat pagi hari. Begitu sunyi dan senyap. Namun jangan ditanya saat sore menjelang. Riuh rendah penuh gelak tawa.  Pusgiwa terlebih lagi sekertariat CEDS boleh jadi kecil, tersembunyi dan tidak populer di kalangan mahasiswa pada umumnya namun tempat ini memberi banyak pelajaran,menjadi rumah kedua dan menyimpan sejuta kenangan bagi para penghuninya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Wince Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review