Wince: Penpop Ceria #5 : Life is a Boom Bust Cycle (2)

Selasa, 29 April 2014

Penpop Ceria #5 : Life is a Boom Bust Cycle (2)

Diposting oleh Winda (윈다) di 18.58

Here it is ... Another cerpen gagal gue yang dapet nilai jelek dari bapake. Padahal ini uts yang jelas jelas bobotnya ... aaah sedih haha. Tapi ya sudahlah. Teguran juga mungkin untuk ga ngerjain tugas mepet mepet deadlinenya. Ini adalah tulisan tercepat yang gue hasilkan. Hanya dalam waktu dua jam saudara saudara! Waktu itu gue lagi konsentrasi penuh benerin bab 2 sambil toel toel bab 3. Jadi ya begitulah, gue kurang ngasih perhatian sama matkul satu ini. Hampir ga ada editing lol. Kata mba tici ini kaya cerita FTV wew. Entahlah ... but honestly, ini adalah tulisan yang gue bikin dengan perasaan paling bahagia. Berasa nulis blog waktu bikin cerpen ini haha. Baiklah silahkan dinikmati


Serabi Hollywood


Aku pusing. Pusing dan sangat pusing. Bukannya aku tidak rela memberikan uangku untuk Delia dan ibunya. Toh delia juga tidak memintaku untuk membantunya. Tapi hati nuraniku yang menyuruhku demikian. Masih teringat jelas di benakku, wajah Delia yang layu dan tatapannya yang kosong. Sebuah notifikasi muncul di layar. Ada pesan dari Maman.
Bro kita berangkat dari Bandung besok jam 5 pagi. Maneh[1] teh udah siap ya jemput kita di stasiun.”

Aku menghela nafas. Sebuah kekecewaan muncul di dadaku. Aku memiliki tiga sahabat bernama Dadang Sudadang, Maman Sumaman dan Adri Bahsyah. Kami ini bisa dikatakan sebagai F4nya Indonesia. Masih ingat F4 kan, pastinya? Kumpulan empat cowok tampan dalam sebuah serial drama Taiwan terkenal bernama Meteor Garden. Anda percaya? Tidak? Bagus … percayalah pada Tuhan, jangan pada kami. Kami selalu melakukan segala hal bersama. Main, belajar, hingga berjalan-jalan. Kami juga memiliki selera yang sama mulai dari klub bola hingga band idola. Sayangnya, kebersamaan kami mulai dilanda badai saat mendekat hari kelulusan SMA. Dadang dan Maman mantap melanjutkan pendidikan di kota kembang, Adri berkelana ke timur jawa dan aku berkelana ke Depok. Konser Maroon 5 ini menjadi momentum kembalinya kebersamaan kami. Kami memang sudah menyukai Maroon 5 sejak SMP karena itulah kami sudah mulai mencari uang dan menyisihkan uang jajan untuk bisa menonton konser band yang digawangi Adam Levine itu suatu hari. Setelah melewati penantian panjang, keinginan kami tercapai. Bulan Juni lalu sebuah promotor musik ternama di Indonesia. Betapa gembiranya kami semua.
Hari ini adalah hari yang telah kami sepakati bersama untuk membeli tiket Maroon 5 langsung dari kantor promotor yang mendatangkan band ternama itu.Namun, sebuah hal yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya terjadi. Delia, teman yang sejak dulu menyiksaku dengan menjulukiku anak ambu mengalami sebuah musibah. Ayahnya yang merupakan anggota DPR ditangkap KPK dan ibunya masuk rumah sakit karena diabetes. Aku tidak sengaja bertemu Delia ketika ia sedang berada dalam perjalanan ke rumah sakit. Tidak seperti biasanya, wajah Delia layu dan tatapannya kosong. Aku khawatir dan mengikutinya ke rumah sakit. Aku baru tahu kalau ibu Delia masuk ke UGD setelah sempat shock dan kadar gulanya menurun drastis karena suaminya ditangkap KPK. Hal yang lebih parah adalah Delia merupakan anak tunggal dan seluruh asset dan tabungan keluarganya dibekukan KPK. Ia tidak punya uang sama sekali untuk membayar pengobatan ibunya. Temanku ini begitu bingung. Paman dan bibinya sudah meminjamkan uang hingga sepuluh juta namun ia masih memerlukan sekitar 1,5 juta lagi untuk memenuhi biaya pengobatan ibunya. 1,5 juta … ya, jumlah yang sama dengan tiket konser kelas festival Maroon 5. Aku bimbang. Aku bukan berasal dari keluarga kaya karena itu aku menabung dari dulu untuk bisa membeli tiket konser Maroon 5. Sekarang pertanyaannya adalah tegakah anda melihat teman anda yang selalu ceria tiba-tiba ditimpa musibah dan berubah seratus persen? Hari itu menjadi menjadi akhir pengharapanku menyanyikan she will be loved bersama Adam Levine.

Aku tersadar dari lamunanku. Aku buka handphone dan mengetik sebuah pesan untuk Maman.
“Man, maaf ya. Urang teh kayaknya ga jadi nonton Maroon 5.”
Beberapa menit kemudian datanglah telepon dari Dadang.
“Sep, maneh seriusan ga jadi nonton Maroon 5? Maneh teh udah gila ya?” hardik Dadang
Urang[2] serius dang. Uang urang habis buat bantuin pengobatan ibu temen urang.”
Sesaat hening. Lalu muncul suara Adri.
“Tapi ini Maroon 5 Seeeep, Maroon 5! Kamu teh tega pisan.”
“Maaf ya, tapi kalian masih bisa kok nginep di kos urang. Nanti urang anterin juga ke kantor promotornya.”

Kata orang sahabat itu seperti daki, menempel erat dengan tubuh. Seperti itulah F4 cabang bandung alias sahabat-sahabatku ini. Mereka tetap datang ke Jakarta. Namun, bukan untuk menonton Maroon 5 melainkan menemaniku menghabiskan malam saat ribuan M5 menyanyikan payphone di JCC. So sweet, ya?
“Eh eh eh liat deh.” ucap Dadang
“Apaan Dang?” sahutku
“Ini ada lomba bisnis dengan hadiah utama mewakili Indonesia di ajang lomba internasional yang akan diadakan di Stanford University, Amerika!” jawab Dadang
“Ya, terus kenapa emangnya Dang?”
“Duuh kalian ini gimana sih? Sekarang urang tanya. Stanford teh dimana?”
“Berlin.” celetuk Maman
“Yee, sejak kapan? Yang bener teh di Tokyo hahaha” sahut Adri sambil melakukan tos dengan Maman.
“Heeuh dasar anak gila maneh teh! Stanford itu di California.”
Adri yang sedang mengobrol dengan pacarnya melalui BBM dan Maman yang sedang sibuk main game online tiba-tiba menghentikan aktivitasnya begitupun aku.
“California?? Beuuh basecampnya Maroon 5 dong!”
“Ya makanya. Terus ini liat deh. Peserta yang lolos akan mengikuti lomba dari tanggal 3-4 April. Seluruh biaya akomodasi dan tiket pesawat ditanggung penyelenggara. Peserta juga diperbolehkan melakukan city tour dengan tujuan bebas pada tanggal 5 April. Nah coba cek man, ada nggak konser Maroon 5 tanggal 5 April.” Perintah Dadang
Maman pun langsung membuka browser setelah mendengar komando Dadang.

“Ada dang tapi di Hollywood jam 7 malam.”
“Nah ga masalah, Hollywood teh kan masih di California jadi masih memungkinlah untuk dijangkau. Artinya kita masih bisa nonton konser Maroon 5.”
“Nonton Maroon 5 di Amerika?? Gratis pula! Waaah! ” ucap Adri berapi-api
“Itu juga dengan catatan kalo kita ikut lomba ini dan menang di tingkat nasional.” Jelas Dadang
“Ga masalah dang. Kata abah saya teh ada seribu jalan menuju Hollywood!”jawab Maman
“Ok, jadi udah deal ya kita bakal ikut lomba ini. Masalahya teh sekarang kita mau buat produk atau jasa apa nih buat lomba ini?”
“Tongtip bro! Tongkat ngintip. Jadi ini teh inovasi dari tongsis, tongkat narsis yang biasa dipake ABG ABG itu buat selfie[3]. Gunanya adalah ya .. untuk ngintip hahhaa” celetuk Adri ringan
“Wah kalo gitu urang konsumen pertama deh dri hahaha.” timpal Maman semangat
“Heiishh dasar kalian teh otak mesum.” Hardik Dadang
“Serius dong … jadi apa nih? Nggak mungkin serabi kan?” omelku
“Eh tapi bisa juga sih sep. Asal serabinya kita kasih inovasi. Jadi bukan serabi biasa.”

“Inovasinya gimana? Serabi mah gitu-gitu aja kali Dang. Masa mau dikasih es krim atau potongan daging gitu? Maneh teh aya-aya wae[4]” ucap Maman
“Eh eh! Itu juga bisa! Jadi serabinya kita bikin lebih tipis terus diselipin es krim di dalemnya. Nah, untuk adonan dan semacamnya kan ada Asep Sukasep nih yang ambunya adalah expert dalam biang perserabian. Gimana sep? Memungkinkan ga sep kalo kita bikin produk kaya gitu?”
“Ya memungkinkan aja sih. Seperti kata Dadang tadi, serabi ini kita bikin lebih tipis. Nah, supaya bisa diberi isi kita buat dua lapis nanti teh kita bisa cari adonan pelekatnya. Buat isian juga kita bisa isi saus buah seperti saus strawberry, blueberry dan bahkan saus duren. Ide si maman tadi the bagus juga. Jadi serabinya bisa kita kasih topping daging atau jamur dan di dalamnya kita masukin keju Mozarella. Jadi pas digigit bleesss”
“Dan serabi ini kita buat supaya bisa dikemas juga. Jadi lebih praktis dan bisa dibawa kemana-mana. Nanti kemasannya saya yang desain. Bisa kita masukin motif batik atau pesan-pesan budaya lainnya”
“Siiip! Udah oke banget nih ide kita. Masalahnya sekarang cuma satu.”
“Apa tuh dang? Tanyaku
“Ini proposalnya kan harus dibuat dalam bahasa Inggris, nah kalian ada nggak yang bisa nerjemahin proposal.”
“Waduuuh, berat mainannya bahasa Inggris. Maneh kan tau sendiri dang, urang hampir diputusin si pira gara-gara ga bisa ngomong ‘ep’. Jangankan cas cis cus bahasa Inggris, ngomong ‘ep’ aja urang setengah mati.” Sahut Maman
“Urang teh bisa tapi ya ga jago.” Jawabku
“Dang, ulah ngaliat ka urang. Urang teh hampir ga lulus UN gara-gara bahasa Inggris.” jawab Adri

“Tok-tok-tok”
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku
“Ya sebentar …” sahutku
“Sep, ada yang nyari kamu tuh di depan.” ucap Dimas, teman satu kosku
“Oh, makasih ya mas.”

 Aku langsung keluar untuk menyambut tamuku. Aku membuka pintu dan tiba-tiba terlihat sosok yang tak asing bagiku.
“Eh, Delia. Ada apa, ya?”
“Aseep. Gue kesini buat ngucapin terima kasih sama lo karena kemarin lo udah bantuin biaya administrasi nyokap gue. Gue denger dari Lita katanya itu uang buat nonton konser Maroon 5 ya? Duh, maaf banget ya. gue jadi ngerepotin lo dan maaf juga gue belum bisa balikin uang lo. Seperti yang lo tau semua tabungan gue dibekuin sama KPK gara-gara kasus bokap gue.” ucap Delia panjang lebar.
“Gapapa del, gue udah ikhlasin kok ga nonton Maroon 5 tahun ini. Mungkin emang belum rejeki gue hehe.”
Tiba-tiba pintu terbuka. Dadang, Maman dan Adri jatuh tersungkur di depan pintu. Rupanya tanpa aku sadari mereka mencuri dengar sambil mengintip dari tadi. Mereka bertiga hanya bisa tersenyum malu di depan Delia.
“Heh ngapain? Bikin malu aja kalian teh! Nih kenalin teman urang. Delia namanya.”
“Halo, gue Delia tapi biasa dipanggil jelo.”
“Jelo? Pasti nama depannya mau tau a … mau tau aje lo. Hahaha.” canda Adri
“Jelo itu kalo kita mau ke warung pak Kusno dari rumah Adri. Lurus .. jelo kanan … terus jelo kiri hahaha. timpal Maman
“Itu belok bro! BELOK!” amukku.
“Saya Dadang, ini teman saya Adri dan Maman.”
“Eh, Delia teh jago bahasa Inggris ga?” tembak Adri
“Hemhh, lumayan bisa sih. Dulu gue pernah tinggal di Aussie waktu SMA.”
“Wuiiih canggih! Itu mah bukan jago lagi namanya.”
“Delia, sorry to say nih, tapi Delia mau bantu kita ga nerjemahin proposal bisnis?” tanya Dadang sopan
“Boleh kok, boleh banget. Gue juga tertarik sama bisnis”
“Atau gimana kalo Delia gabung di tim kita? Jadi gini, kita mau ikut lomba bisnis dan anggota tim maksimal adalah lima orang. Nah kayaknya bakal lebih seru kalo Delia gabung di tim kita.” celetuk Maman
“Wah, asiik! Makasih ya udah diajak.” jawab Delia.

Hari itu juga kami langsung rapat, menyusun konsep dan membuat proposal. Adri bertugas menyiapkan desain kemasan yang menarik, Delia dan Dadang fokus pada penyusunan proposal sementara aku dan Maman bertanggung jawab pada teknis produk. Keesokan harinya kami berangkat ke Bandung untuk melakukan eksperimen serabi. Mentor kami adalah ambuku tercinta dan laboraturium kami adalah dapur rumahku. Setelah mencoba berbagai teknik membuat serabi dengan ide-ide kami akhirnya muncullah serabi-serabi inovatif kami dengan rasa yang menggugah selera tentunya.
“Keren bangeeet, bro!” puji Dadang
“Wiih ini dia nih serabi Hollywood!” celetuk Adri.
“Serabi Hollywood? Wah, namanya keren banget tuh. Bisa jadi filosofi dari pembuatan serabi ini. Serabi Hollywood. Serabi lokal citarasa internasional.” jelas Dadang
Tiga minggu kemudian F4 datang lagi ke Jakarta. Kami dan Delia melakukan presentasi di depan juri. Awalnya kami ragu bisa menang karena ide dari tim lainnya sungguh luar biasa. Namun berkat kerja keras, semangat dan doa, kami memenangkan lomba ini. Hari ini mungkin akan jadi hari yang tidak terlupakan bagi kami. Setelah gagal nonton Maroon 5 di Jakarta, kami menginjakkan kaki di California. Dua hari kemarin otak kami diperas habis-habisan untuk menampilkan yang terbaik demi nama baik Indonesia. Now, it’s time to refreshing! Kami masih di dalam bus menuju Hollywood. Sebuah kotak dengan desain batik dan rangkaian album Maroon 5 tertata cantik dipandang mata. Ya ini dia, paket serabi Hollywood untuk bintang di Hollywood. Asep Sukasep, Dadang Sudadang, Maman Sumaman, Adri Bahsyah dan Delia Armelita sudah sangat siap melonjak-lonjak menyanyikan lagu One More Night atau  Misery. Hollywood, we’re comiiiinggg!!


[1] Maneh adalah bahasa Sunda dari kata kamu
[2] Urang adalah bahasa Sunda dari kata aku
[3] Selfie adalah bahasa gaul yang berarti memotret diri sendiri
[4] Aya-aya wae : Ada-ada saja


Hadiah dari bapake. Sedih hiksss T.T Gonna try better and better next time! Semangaat!


0 komentar:

Posting Komentar

 

Wince Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review